" Welcome To My Blog, Thank You For Your Visit & Please Leave Your Comment ! "



Sabtu, 19 November 2011

Rumah Sebagai Pusat Pendidikan Etika


Kita semua pasti memiliki keluarga dan tinggal dalam suatu rumah dimana dalam kehidupan keluarga tersebut kita didik oleh orang tua kita dengan baik dan sesuai dengan etika, budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda pula. Berbeda disini saya maksudkan bahwa kita memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda-beda karena kita lahir dari berbagai suku yang beraneka ragam. Tetapi pada dasarnya etika yang kita miliki sama dan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memuliakan akhlak dan sifat kita sebagai manusia yang beradab.

Pendidikan etika yang diberikan oleh orang tua sebagai profil utama dalam suatu keluarga akan berdampak besar bagi pembentukan sifat dasar dan karakter yang dimiliki oleh seorang anak dimana ia diharapkan mempunyai etika yang  tinggi dan mulia sehingga dapat menjadi individu yang unggul yang dapat bermanfaat bagi kehidupan pribadi, agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan negaranya. Inilah yang disebut dengan etika yang baik, etika ini dapat dibentuk jika dalam kehidupan keluarganya terdapat keharmonisan antara hubungan dengan orang tua dengan putra dan putrinya. Dari hubungan yang harmonis ini akan didapat suatu pola pendidikan yang bermutu untuk proses transfer ilmu norma dan etika yang bersifat positif yang penting bagi perkembangan  kecerdasan emosional dan atitude sang anak yang diperlukan bagi kehidupan si anak untuk masa depannya kelak.

Etika dan norma positif yang telah kita miliki dari nenek moyang kita ini seharusnya selalu ditumbuh kembangkan dengan baik dengan cara regenerasi kepada anak cucu kita. Karena dalam kenyataannya dalam kehidupan modern ini sudah mulai terjadi pergeseran norma dan etika bangsa pada umumnya. Hal ini sangat memperihatinkan karena kita sebenarnya mempunyai norma dan etika yang tak kalah bagus dengan norma-norma yang tumbuh dari budaya asing. Apabila kita perhatikan norma dan etika budaya asing yang saat ini mulai menggeser norma-norma lokal sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran budaya dan agama kita tetapi kenapa kita cenderung mengikutinya. Ini dikarenakan kita tidak kuat dalam menamkan norma dan etika warisan nenek moyang kita dengan baik dan tepat karena dengan begitu mudahnya dapat terjadi degradasi  norma dan etika asli milik kita. Ini  sebenarnya tidak boleh terjadi karena akan menyebabkan penurunan kualitas moral bangsa secara menyeluruh.

Ada beberapa etika dasar yang seharusnya dimiliki oleh generasi kita dimasa sekarang ini yang antara lain dapat saya uraikan sebagai berikut :

1. Etika dalam keluarga

Etika ini mengajarkan tentang pola hubungan dalam keluarga baik antara orang tua dengan putra putrinya atau sebaliknya, juga antara saudara dengan saudara yang lain dan sanak famili kita. Sebagai contoh adalah bagaimana seorang anak harus bersikap sopan dan menghormati  kepada kedua orang tuanya.

2. Etika dalam masyarakat.

Etika ini mengajarkan tentang pola hubungan yang baik antara individu-individu dalam masyarakat sehingga dapat tercipta kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya adalah bagaimana bersikap menghargai orang lain, bagaimana berkerja sama dengan orang lain dan lainnya.

3. Etika dalam beragama

Etika ini mengajarkan bagaimana memahami dan menghargai ajaran agama orang lain. Contohnya kita harus bertoleransi dengan orang yang mempunyai agama yang berbeda dengan kita.

4. Etika dalam dunia kerja

Etika ini mengajarkan tentang bagaimana cara berkompetisi dan bekerjasama dalam lingkungan kerja yang baik yang tidak mementingkan ego diri sendiri. Contohnya bagaimana cara bersikap yang baik kepada atasan atau pun kepada sesama karyawan.

5. Etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Etika ini mengajarkan bagaimana cara kita sebagai warga negara agar berguna bagi bangsa dan negaranya dimana kita kadang kurang peduli dalam hal-hal ini. Contohnya adalah dengan mengetahui kewajiban kita terhadap negara misalkan kita rutin membayar pajak, ikut aktif dalam pemilihan umum dan hal-hal lainnya.

Dengan dimilikinya etika dan norma tersebut diatas maka kita akan menjadi pribadi-pribadi yang sesuai dengan harapan keluarga, masyarakat bangsa dan negara yaitu pribadi yang beretika tinggi yang selalu menjadi inspirasi orang lain.
 
" SALAM SUKSES"

Sabtu, 05 November 2011

Menuju Hari Esok Yang Lebih Baik

Sudah cukup lama bangsa kita ini telah merdeka dan bebas dari penjajahan yang sungguh membuat kehidupan rakyat sangat menderita, akan tetapi saat ini bangsa kita belum begitu bebas dari penderitaan karena masih banyak sekali kehidupan rakyatnya yang minim atau miskin, kurangnya mendapat akses pendidikan yang layak, dan belum meratanya lapangan pekerjaan sehingga menimbulknan masalah pengangguran.

Mengingat begitu beratnya beban kita sebagai warga negara maka saat ini dibutuhkan sekali generasi-generasi yang mempunyai daya juang yang tinggi sehingga mampu untuk survive dan mampu memperbaiki nasibnya sehingga taraf kehidupannya dapat meningkat.

Seiring dengan hal diatas maka generasi saat ini harus mampu mampu mengembangkan kemampuannya untuk bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Adapun hal yang bisa dilakukan dapat saya jelaskan sebagai berikut :

1. Memiliki semangat yang tinggi untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Semangat yang saya maksud adalah semangat untuk selalu berusaha meraih masadepannya meskipun memang dalam kehidupan ini banyak sekali tantangan dan hambatan yang kita hadapi, tetapi bila kita mempunyai semangat yang luar biasa maka kita tidak akan mudah berputus asa dan tidak mudah menyerah sehingga mampu menakhlukkan tantangan jaman.
2. Rajin Belajar dan bekerja. Belajar dan bekerja adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan kadang kita tidak menyadari bahwa saat kita sedang bekerja kita sebenarnya juga sedang belajar karena pada saat bekerja kita menggunakan daya analisa, kemampuan memahami suatu tugas, dan pemecahan terhadap masalah yang memerlukan kecerdasan otak yang luar biasa maka disini bekerja juga saya artikan sebagai belajar. Orang yang tekun dan rajin bekerja mempunyai peluang untu menjadikannya orang yang sukses atau setidaknya mempunyai hidup yang berkecukupan.

3. Tidak bergaya hidup konsumtif. Mungkin ini adalah hal yang tidak begitu berkaitan dengan tema diatas tetapi pada kenyataannya konsumtifisme mempunyai dampak yang besar terhadap keadaan keungan seseorang, yang secara singkatnya sikap konsumtif  yang tidak terkontrol akan membuat seseorang tidak dapat memanfaatkan income yang diapat dengan baik sehingga ia akan selalu mengalami devisit anggaran dan tidak mempunyai cukup tabungan untuk masa depannya.

4. Konsiten dalam menjalankan visi dan misi dalam kehidupannya.  Setiap orang pasti memiliki visi dan misi dalam kehidupan ini yang merupakan modal utama untuk merencanakan diri untuk menuju kearah kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi kadang sukar sekali bagi kita untuk melaksanakannya secara konsisten. Ini terjadi karena kita tidak yakin dengan apa yang telah  diwacanakan dalam visi kita, sehingga keraguan timbul yang  menyebabkan kita malas untuk melakukan hal yang sebenarnya penting dalam pencapaian visi kita ini.

5. Melakukan hal kecil dengan sebaik-baiknya. Ini adalah sebagai latihan untuk membuat kita menjadi orang yang teratur karena kesuksesan berawal dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang berlanjut pada kegiatan yang besar. Pada dasarnya hal yang besar terdiri dari point-point kecil atau berati kesuksesan yang besar berasal dari kesuksesaan yang kecil-kecil. Maka oleh sebab itu kebiasaan untuk bersikap arif dan bertanggung jawab sangat diperlukan dalam setiap aktivitas kita, sehingga dari kebiasaan untuk memperoleh kesuksesan kecil akan berlanjut untuk memperoleh kesuksesan yang lebih besar dalam kehidupan kita ini ibarat pepatah mengatakan " kita takkan pernah bisa menagkap ikan yang besar kalau kita tak pernah tahu bagaimana cara menagkap ikan yang kecil ".

SALAM SUKSES

Selasa, 01 November 2011

Menumbuhkan Sikap Profesionaloisme

Profesionalisme dalam segala hal sangat diperlukan sekali khususnya dalam dunia kerja dimana profesionalisme kita di tuntut oleh lingkungan tempat kita bekerja baik dari atasan maupun dari sesama karyawan yang mempunyai level yang sama dengan kita. Profesional berarti mampu melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang diterapkan.

Kadang ketika kita masih menjadi seorang karyawan baru dalam sebuah perusahaan ataupun institusi pemerintahan kita akan merasa ragu apakah bisa untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru dimana kita dituntut untuk bekerja secara profesional. Pada dasarnya sikap profesional tersebut dapat tumbuh dengan sendirinya asalkan kita konsisten melakukan semua tugas yang dilimpahkan kepada kita dengan baik dan sesuai dengan instuksi yang diberikan atau dalam arti yang sederhana kita harus mau mengikuti prosedur yang berlaku.

Berbicara tentang profesionalisme tentu saja kita akan berhadapan dengan yang namanya death line dimana pekerjaan kita dituntut cepat dan sesuai dengan schedule kerja yang telah direncanakan sebelumnya. Death line kadang membuat seorang karyawan menjadi merasa tertekan karena merasa dikejar-kejar pekerjaan. Sebenarnya kita dapat membuat suatu perencanaaan yang baik sebelum melakukan suatu pekerjaan yang diberikan oleh atasan kepada kita. Dengan perencanaan yang matang kita akan dengan mudah mendeteksi bagian pekerjaan yang paling sulit sehingga kita dapat membuat langkah antisipasi untuk menghindari kesalahan yang fatal. Setelah bagian tersulit dapat kita atasi maka akan dengan mudah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, yang berarti waktu kita tidak terbuang hanya untuk menyelesaikan suatu bagian yang sulit untuk diatasi. Dengan demikian waktu yang ada dapat dimanfaatkan semaksimalkan mungkin sehingga tugas-tugas kita dapat selesai dengan lebih cepat dan tidak terkena death line.

Profesionalisme dapat kita miliki asalkan kita mau untuk melatih diri dengan melakukan rutinitas kita khususnya dalam hal pekerjaan dengan penuh tanggung jawab dan bersikap optimis serta dilakukan secara konsisten. Melatih diri untuk menjadi profesional terdiri dari beberapa tahapan yang dapat saya uraikan  sebagai berikut :

1. Tahap belajar yaitu suatu tahap yang paling dasar dimana kita dapat melatih diri untuk bersikap profesional dengan mengamati sikap profesional dari para senior kita karena biasanya mereka sudah banyak pengalaman atau membaca dari literatur-literatur yang ada.

2. Tahap penemuan kharakter yaitu tahap dimana kita sudah mulai bisa bersikap profesional dan dengan cirikhas yang kita miliki misalkan kita menjadi orang berkarakter tegas dan cepat bertindak atau berkarakter perfeksionis yang selalu betindak dengan sangat benar, itu hanya merupakan sebagian contoh saja.

3. Tahap pencitraan yang merupakan tahap terakhir dimana pada tahap ini kita sudah benar-benar profesional dan berkarakter, yang pastinya pengalaman yang kita miliki sudah cukup banyak sebagai referensi untuk bertindak dalam memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi . Kemampuan yang dimiliki pada tahap pencitraan ini sudah tidak diragukan lagi selain dapat melaksanakan tugas dengan cepat tetapi juga terarah dan tepat sehingga kesalahan dalam melaksanakan suatu tugas dapat diminimalisir sehingga prestasi kerjanya dapat meningkat.